Oleh Chavi Jafa, Pimpinan Solusi Bisnis Visa, Asia Pasifik
Juni 2021
Dengan model bisnis baru yang bermunculan dan terus berkembangnya ekonomi global, hubungan perdagangan lintas batas menjadi semakin kompleks dan dinamis. Hubungan ini perlu beradaptasi sembari rantai pasokan menanggapi perjanjian perdagangan bebas baru, pergeseran politik, dan melonjaknya pasar elektronik…belum lagi dengan adanya pandemi.
Keyakinan tentang cara nilai dipertukarkan berdampak pada kesiapan bisnis untuk memanfaatkan peluang komersial. Dengan demikian, penting bahwa lembaga keuangan dapat menyediakan kemampuan pertukaran nilai kepada pembeli dan penjual dengan cara yang tidak hanya sederhana dan tepercaya, tetapi juga konsisten di seluruh rantai pasokan global. Adaptabilitas infrastruktur pembayaran untuk mendukung kebutuhan bisnis yang senantiasa berubah kini menjadi jauh lebih penting lagi.
Agar lebih mutakhir, lembaga keuangan perlu mengubah infrastruktur pembayaran mereka saat ini guna menangani keamanan, verifikasi identitas, dan pertukaran nilai yang dapat diprediksi.
Pertama, pembayaran lintas batas menghadapi kerumitan yang melekat selagi pembayaran bergerak menuju yurisdiksi yang berbeda, yang mengharuskan para pihak untuk mematuhi peraturan setempat. Contohnya, saat pembayaran dikirim ke Thailand, ID Pajak harus disertakan dalam instruksi pembayaran, sementara untuk India, tujuan perincian pembayaran wajib disertakan. Akan timbul penundaan dan frustrasi bagi bisnis jika persyaratan ini tidak terpenuhi. Pemerintah adalah pemeran utama dalam menggalakkan kesederhanaan dan interoperabilitas sistem pembayaran yang beragam guna mengurangi hambatan pengiriman pembayaran lintas batas. Di Eropa, Area Pembayaran Euro Tunggal (“SEPA”) adalah contoh sukses dari menyatukan sistem pembayaran regional dalam kerangka regulasi dan mata uang tunggal. Meskipun tidak ada lembaga multilateral serupa yang mengatur wilayah Asia, baru-baru ini terdapat kemajuan dengan adanya perjanjian perdagangan regional, seperti Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership atau RCEP) yang bertujuan untuk mendorong lokalisasi rantai pasokan di seluruh wilayah; dan Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership atau CPTPP). Kerja sama pada skala ini sangatlah ambisius – RCEP mencakup sekitar 30% PDB global dan sepertiga dari populasi dunia, serta lebih besar dari perjanjian perdagangan di UE, AS-Meksiko-Kanada, dan CPTPP, dengan pengecualian Tiongkok1.
Tindakan pemerintah multilateral memang sudah selayaknya, mengingat pertumbuhan perdagangan intra-Asia yang berkelanjutan, saat rantai pasokan terus bergerak. Contoh yang baik adalah di industri elektronik saat rantai pasokan terintegrasi di seluruh ekonomi Tiongkok dan banyak ekonomi ASEAN, termasuk Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, dan Vietnam, selagi barang diimpor, dirakit, dan diekspor untuk memenuhi permintaan yang terus berubah. Sementara kerja sama regional yang dipimpin pemerintah menggalakkan standardisasi, transaksi bisnis di seluruh dunia dan sektor swasta berperan penting untuk lebih lanjut mendorong interoperabilitas secara global.
Di tengah beragam persyaratan, terdapat kesepakatan bersama bahwa keamanan selalu menjadi yang utama. Menerapkan teknologi baru dalam jaringan peserta yang dikenal guna mendukung standardisasi persyaratan yang beragam dapat memberi lembaga keuangan fleksibilitas yang dibutuhkan sembari menjamin tata kelola dan pengawasan yang ketat. Selain menyelaraskan persyaratan sistem pembayaran domestik dan format pesan khusus negara dengan cara yang sederhana, kerangka perlindungan data dapat mengevaluasi serta melindungi informasi akun selagi menggunakan analisis data untuk mengidentifikasi dan melawan penipuan. Kapabilitas bernilai tambah juga memberikan lapisan keamanan dan keandalan transaksi di seluruh dunia.
Dengan melonjaknya cara untuk memindahkan uang, standar dan interoperabilitas akan kembali penting dalam memungkinkan partisipasi, keamanan, dan efisiensi pergerakan uang di seluruh jenis jalur. Standar jaringan global menyediakan pengalaman interoperabilitas yang dikelola dengan serangkaian aturan operasi, sehingga uang atau bentuk nilai lainnya dapat dipindahkan di seluruh jaringan ujung ke ujung2.
Standar jaringan global menyediakan pengalaman interoperabilitas yang dikelola dengan serangkaian aturan operasi, sehingga uang atau bentuk nilai lainnya dapat dipindahkan di seluruh jaringan ujung ke ujung.
Peraturan setempat mewajibkan identifikasi pihak yang bertransaksi yang terlibat dalam pembayaran dan perincian tambahan, seperti tujuan pembayaran. Standar Kenali Nasabah Anda bervariasi di seluruh dunia, namun terdapat kesepakatan bersama bahwa pembayaran anonim bukanlah pilihan bagi entitas resmi.
Meskipun banyak ekonomi terkemuka kini meraup manfaat ekonomi dari menautkan pembayaran ke identitas digital domestik, tantangan bagi pembayaran antar rekening lintas batas adalah tidak adanya identitas bisnis yang diakui secara global. Interoperabilitas kredensial secara global adalah unsur krusial yang mendorong pengalaman digital bagi nasabah dan automasi proses yang aman bagi lembaga keuangan. Identitas digital memungkinkan automasi pemeriksaan pra-validasi dan memberdayakan lembaga keuangan untuk memiliki keyakinan dalam proses pemeriksaan transaksi dan pelaporan regulasinya. Ini adalah mata rantai yang hilang untuk pemrosesan pembayaran yang efisien dan aman, yang memberi bisnis kepercayaan diri yang diperlukan untuk bertransaksi dengan pengalaman digital yang mereka cari.
Selain pergeseran rantai pasokan, dunia juga menjadi saksi dari pengembangan inovatif, yang menyasar penyelesaian tantangan pembayaran lintas batas menggunakan mata uang digital bank sentral (CBDC), seperti proyek pilot antara Singapura dan Kanada, serta antara Hongkong dan Thailand3. Laju perubahan menyoroti bahwa menggabungkan sistem pembayaran dan mengadakan interoperabilitas secara regional atau bahkan global adalah hal kompleks. Seiring teknologi baru bermunculan, peraturan akan terus melejitkan inovasi. Pemegang industri harus memiliki fleksibilitas untuk mengembangkan model tradisional dan melampaui pemrosesan transaksi, kliring, dan penyelesaian, menuju layanan overlay seperti kapabilitas data, intelijen, dan manajemen risiko4. Jaringan global dengan kemampuan untuk mendukung model penyelesaian bagi wujud nilai baru ini akan memberdayakan lembaga keuangan demi mengembangkan kapabilitasnya sejalan dengan yang diperlukan nasabah bisnis.
Layanan pembayaran mengandalkan prinsip dasar yang baik dan mengedepankan pengawasan yang pasti akan dihadapi industri selagi inovasi terus melesat.
Layanan pembayaran mengandalkan prinsip dasar yang baik dan mengedepankan pengawasan yang pasti akan dihadapi industri selagi inovasi terus melesat. Selagi norma warisan didefinisikan ulang, keterbukaan, kepercayaan, dan penskalaan akan terus menjadi pembeda utama, dengan keamanan dan keandalan sebagai fitur teratas yang diprioritaskan oleh perusahaan dalam memperbaiki pengalaman pembayaran5. Jaringan global dengan kapabilitas pergerakan uang seperti Visa B2B Connect dan Visa Direct mendorong lembaga keuangan agar cepat beradaptasi dengan kebutuhan nasabah dan menghilangkan gesekan dalam memindahkan uang antara banyak pihak dalam rantai pasokan. Pertukaran nilai yang dapat diprediksi tidak hanya mengatasi masalah biaya dan kecepatan dengan mengubah jalur pembayaran dari bank asal menuju bank penerima melalui jaringan global multirateral, tetapi juga dengan menerapkan proses manajemen risiko yang matang, sehingga memastikan terjaganya tata kelola dan kendali untuk melindungi seluruh pihak.
Selagi keadaan ekonomi tengah memulihkan diri dari pandemi, peluang baru untuk bertumbuh akan muncul dengan sendirinya. Bisnis berfokus untuk membangun daya tahan dengan menyesuaikan rantai pasokan mereka serta mengoptimalkan pengalaman nasabah dan operasi melalui proses digitalisasi. Untuk dapat berkembang, lembaga keuangan perlu menyematkan opsionalitas, fleksibilitas, dan jangkauan global ke dalam infrastruktur pembayaran mereka saat ini. Kapabilitas pergerakan uang Visa memberdayakan lembaga keuangan yang siap merangkul pergeseran paradigma dalam pembayaran lintas batas, dengan mengurai proses dan silo tradisional demi mendorong tumbuhnya inovasi.